Minggu, 01 Juni 2014

Inner Beauty

~ INNER BEAUTY ~

Suatu sore seorang anak gadis berkata kepada ibunya: "Ibu, ibu selalu terlihat cantik. Aku ingin sepertimu. Beritahulah aku caranya."

Dengan tatapan lembut dan senyum kasih, sang ibu menjawab, "Untuk bibir yang menarik, ucapkanlah perkataan yang santun, lembut dan baik.

Untuk lesung di pipi, tebarkanlah senyum kasih yang tulus kepada siapa pun.

Untuk mata yang indah menawan, lihatlah selalu kebaikan orang lain.

Untuk tubuh yang langsing, sisihkanlah makanan untuk sesamamu yang membutuhkan.

Untuk jemari tangan yang lentik menawan, hitunglah kebajikan yang telah diperbuat orang lain kepadamu.

Untuk wajah putih bercahaya, bersihkanlah kekotoran batin-mu.

Anakku, janganlah mendambakan atau membanggakan akan kecantikan fisik, karena itu akan pudar oleh waktu. Kecantikan hati dan perilaku tidak akan pudar, walaupun oleh kematian. Janganlah berdandan berlebihan, karena itu hanya dilakukan oleh mereka yang tidak percaya diri.

Anakku….

Jika kamu BENAR, maka kamu tidak perlu marah.
Jika kamu SALAH, maka kamu tidak berhak marah.

Kesabaran dengan keluarga adalah KASIH.
Kesabaran dengan orang lain adalah HORMAT.
Kesabaran dengan diri sendiri adalah KEYAKINAN.
Kesabaran & ketulusan dengan Tuhan adalah IMAN.

Jangan terlalu mengingat kesusahan masa lalu, karena itu akan membawa AIR MATA.

Jangan terlalu memikirkan kesusahan masa depan, karena itu akan mendatangkan KETAKUTAN.

Jalani hidup saat ini dengan senyum kasih, karena hal itu akan membawa KECERIAAN dan KEBAHAGIAAN.

Setiap lika-liku menjalani hidup ini bisa membuat kamu merasa pedih atau menjadi lebih baik. Setiap masalah yang timbul bisa menguatkan atau menghancurkan dirimu. Pilihan ada di tanganmu, apakah kamu akan memilih menjadi korban (the loser) atau pemenang (the winner).

Carilah hati yang indah, bukan wajah yang cantik. Yang cantik tidak selalu baik, tapi yang baik akan selalu indah.

( by Henny Wati )

CARA MENGHILANGKAN STRESS BERAT (100% BERHASIL)

BERBUATLAH KEBAJIKAN......

Cara menghilangkan iri hati

Hidup adalah satu jalan besar dengan adanya banyak pertanda. Jadi, ketika Anda menjalani rutinitas, jangan mempersulit pikiran Anda. Larilah terlepas dari kebencian, kejahatan dan kecemburuan. Jangan mengubur pikiran Anda, jadikan visi Anda menjadi kenyataan. Bangun dan Hiduplah! (Bob Marley)

BELAJAR JUJUR

Pernahkah kita berpikir mengapa kita tak bisa bahagia? Mengapa hati kita memberontak saat kita berbuat salah? Mengapa hati kita tidak bisa tenang dan damai? Itu karena kita tak pernah jujur, bahkan kepada diri sendiri.

Berjuta alasan kita buat untuk membenarkan kesalahan kita. Bukankah itu berarti kita tak pernah jujur? Bahkan dalam hati kitapun kita membuat berjuta alasan. Bukankah ini berarti kita juga tak pernah jujur pada diri sendiri. Inilah yang membuat hati kita tak pernah tenang dan damai. Apa yang kita lakukan bertentangan dengan hati nurani kita.

Jujur. Ya, seberapa sering kita bersikap jujur? Bisa dikatakan sangat jarang. Lebih banyak kebohongan-kebohongan yang kita buat karena kita takut kita akan direndahkan dan dikucilkan atas kesalahan yang kita buat atau atas apa yang kita miliki. Kebohongan yang kita buat dengan berbagai alasan dan pembenaran pada diri sendiri. Kebohongan yang satu akan diikuti kebohongan yang lain, akhirnya kita membangun gunung kebohongan dalam diri kita. Bagaimana hati nurani kita bisa tenang dan damai jika yang kita bangun adalah gunung kebohongan! Karena kebohongan tak pernah sejalan dengan hati nurani kita.

KAYA DAN MISKIN

~ KAYA DAN MISKIN ~

Satu hari, seorang ayah yang berasal dari keluarga kaya membawa anaknya dalam satu perjalanan keliling negeri dengan tujuan memperlihatkan pada si anak bagaimana miskinnya kehidupan orang-orang disekitarnya. Mereka lalu menghabiskan beberapa hari di sebuah rumah pertanian yang dianggap si ayah dimiliki keluarga yang amat miskin.

Setelah kembali dari perjalanan mereka, si ayah menanyai anaknya :

“Bagaimana perjalanannya nak?”.

“Perjalanan yang hebat, yah”.

“Sudahkah kamu melihat betapa miskinnya orang-orang hidup?,” Si bapak bertanya.

“O tentu saja,” jawab si anak.

“Sekarang ceritakan, apa yang kamu pelajari dari perjalanan itu,” kata si bapak.

Si anak menjawab :

Saya melihat bahwa kita punya satu anjing, tapi mereka punya empat anjing.

Kita punya kolam renang yang panjangnya sampai pertengahan taman kita, tapi mereka punya anak sungai yang tidak ada ujungnya.

Kita mendatangkan lampu-lampu untuk taman kita, tapi mereka memiliki cahaya bintang di malam hari.

Teras tempat kita duduk-duduk membentang hingga halaman depan, sedang teras mereka adalah horizon yang luas.

Kita punya tanah sempit untuk tinggal, tapi mereka punya ladang sejauh mata memandang.

Kita punya pembantu yang melayani kita, tapi mereka melayani satu sama lain.

Kita beli makanan kita, tapi mereka menumbuhkan makanan sendiri.

Kita punya tembok disekeliling rumah untuk melindungi kita, sedangkan mereka punya teman-teman untuk melindungi mereka.

Ayah si anak hanya bisa bungkam.

Lalu si anak menambahkan kata-katanya : “Ayah, terima kasih sudah menunjukkan betapa MISKIN-nya kita”.

Kaya dan Miskin tergantung pada persepsi kita sendiri, bukan pada penilaian orang. Orang lain yang tampak miskin bagi kita, boleh jadi termasuk kaya menurut orang lain, atau bahkan mereka sendiri.

Kisah diatas mendorong kita untuk dapat selalu melihat perspektif lain….

( Sumber :pengharapan.com )

Pengikut