Senin, 25 Juli 2016

Motivation Spell

A Simple Motivation Incantation motivation incantationHave you lost all motivation? Try the following incantation to increase motivation. May these words bring me encouragement And revive my interest in this moment, I invoke the Higher Power Among the obstacles these hours To awaken the motivation in my heart. As visions of good return, And the spark of positivity is lit, And the strength rises within me, It is my wish, please guide my steps during this moment, May this incantation push me forward. So mote it be.

Read more: http://wiccanspells.info/motivation-incantation/
A Simple Motivation Incantation motivation incantationHave you lost all motivation? Try the following incantation to increase motivation. May these words bring me encouragement And revive my interest in this moment, I invoke the Higher Power Among the obstacles these hours To awaken the motivation in my heart. As visions of good return, And the spark of positivity is lit, And the strength rises within me, It is my wish, please guide my steps during this moment, May this incantation push me forward. So mote it be

Read more: http://wiccanspells.info/motivation-incantation/
A Simple Motivation Incantation motivation incantationHave you lost all motivation? Try the following incantation to increase motivation. May these words bring me encouragement And revive my interest in this moment, I invoke the Higher Power Among the obstacles these hours To awaken the motivation in my heart. As visions of good return, And the spark of positivity is lit, And the strength rises within me, It is my wish, please guide my steps during this moment, May this incantation push me forward. So mote it be

Read more: http://wiccanspells.info/motivation-incantation/

Minggu, 24 Juli 2016

Keserakahan dan Obatnya

Cara Mengakhiri Ambisi dan Keserakahan
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Brasil, 18 Juni 1989 (Asal bahasa Inggris)
 

 
Tanya: Kita sering beranggapan bahwa kita adalah orang yang penting, tapi kenyataannya tidaklah demikian. Maka, saya merasakan penderitaan karena perasaan mementingkan diri ini. Sebenarnya, saya ingin mengetahui bagaimana caranya menanggulangi perasaan mementingkan diri ini.
Guru: Bagus, kalau Anda telah mengetahui bahwa Anda memiliki perasaan mementingkan diri ini. Penyakit Anda telah terpulihkan sebagian. Ada cara yang cukup baik untuk menanggulangi bentuk kesombongan ini. Pikirkan tentang Keagungan alam semesta dan segala sesuatu yang berada di alam semesta ini yang Anda sendiri bahkan belum mampu memahaminya, hingga pada akhirnya Anda akan menemukan bahwa Anda tidak mengetahui apa pun di alam semesta ini, tentang hukum dari Tuhan, dan dengan demikian Anda akan merasa sungguh tiada artinya.
Apa pun pengetahuan duniawi yang kita peroleh akan menjadi sungguh tiada artinya. Apa pun usaha penting yang kita miliki menjadi hanya bersifat sementara saja. Dan kemudian pada waktu kita meninggal, kita sama sekali tidak memiliki apa pun. Maka, lebih baik Anda memperoleh pencerahan. Semakin penuh Anda tercerahkan, semakin rendah hati Anda jadinya, karena Anda akan memahami bahwa Anda hanya memiliki pengetahuan yang terbatas dan bahwa alam semesta ini begitu agungnya. Dan dengan demikian, Anda akan menjadi rendah hati, semakin rendah hati, dan akhirnya menjadi orang yang paling rendah hati. Lalu, Anda akan mengakui bahwa Anda tidak mengetahui apa-apa. Dengan demikian barulah Anda mengetahui segala-galanya. Itulah sebabnya Lau Tzu mengatakan, 'sang bijak bertindak laksana orang bodoh'. Itulah sebabnya Yesus mengatakan, 'Aku bekerja, tapi bukan Aku yang melakukannya, adalah Bapa yang melakukannya melalui diri-Ku.' Ia begitu agung, tapi Ia tahu bahwa Ia tidak dapat melakukan apa pun tanpa Bapa. Ia tahu bahwa Ia tidak dapat melakukan apa pun dan itulah sebabnya Ia dapat melakukan segala sesuatu.

------------
Tanya:
Bagaimana caranya agar saya dapat menghentikan sifat ambisi?
Guru: Tidak mudah. Hanya bila Anda telah melihat keindahan dan kemuliaan Kerajaan Tuhan, barulah Anda dapat melupakan ambisi untuk mencapai keberhasilan di dunia ini. Itulah kenapa saya memberikan Anda Metode Quan Yin, agar Anda dapat melihat kemuliaan Tuhan, kemuliaan Surga, barulah Anda dapat menghilangkan keinginan terhadap kemasyhuran dan keuntungan materi. Seperti halnya bayi - jika Anda memberinya susu maka bayi itu tidak akan mau mengedot (yang palsu) lagi

Karma (Happy)


10 jenis perbuatan baik / karma baik

1. Gemar beramal dan bermurah hati, akibatnya adalah diperolehnya kekayaan dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan datang.

2. Hidup bersusila, akibatnya adalah penitisan dalam keluarga luhur yang keadaannya bahagia.

3. Sering melakukan meditasi, akibatnya adalah penitisan di alam bahagia.

4. Berendah hati dan hormat, akibatnya adalah penitisan dalam keluarga luhur

5. Berbakti, akibatnya akan diperoleh penghargaan dari masyarakat

6. Cenderung untuk membagi kebahagiaan kepada orang lain.

7. Bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain, akibatnya adalah menyebabkan terlahir dalam lingkungan yang menggembirakan.

8. Sering mendengarkan Dharma, akibatnya adalah berbuah dengan bertambahnya kebahagian.

9. Gemar menyebarkan Dharma, akibatnya adalah berbuah dengan bertambahnya kebijaksanaan

10.
Meluruskan pandangan orang lain yang keliru, akibatnya berbuah dengan diperkuatnya keyakinan.


10 (Sepuluh) Jenis Karma Buruk.
1. Pembunuhan, akibatnya pendek umur, berpenyakitan, senantiasa dalam kesedihan karena terpisah dari keadaan atau orang yang dicintai, dalam hidupnya senantiasa berada dalam ketakutan.

2. Pencurian, akibatnya kemiskinan, dinista dan dihina, dirangsang oleh keinginan yang senantiasa tidak tercapai, penghidupannya senantiasa tergantung kepada orang lain.

3. Perbuatan asusila, akibatnya mempunyai banyak musuh, beristri atau suami yang tidak disenangi, terlahir sebagai pria atau wanita yang tidak normal perasaan seks-nya.

4. Berdusta, akibatnya menjadi sasaran penghinaan, tidak dipercaya khalayak ramai.

5. Bergunjing, akibatnya kehilangan teman-teman tanpa sebab yang berarti.

6. Kata-kata atau ucapan kasar dan kotor, akibatnya sering didakwa yang bukan-bukan oleh orang lain.

7. Omong kosong, akibatnya bertubuh cacat, berbicara tidak tegas, tidak dipercaya oleh khalayak ramai.

8. Keserakahan, akibatnya tidak tercapai keinginan yang sangat diharap-harapkan.

9. Dendam, kemauan jahat/niat untuk mencelakakan makhluk lain, akibatnya rupa buruk, macam-macam penyakit, watak tercela.

10. Pandangan salah, akibatnya tidak melihat keadaan yang sewajarnya, kurang bijaksana, kurang cerdas, penyakit yang lama sembuhnya, pendapat yang tercela.


5 (Lima) Bentuk Karma Buruk Terberat / Karma Celaka:
Lima perbuatan durhaka berikut ini mempunyai akibat yang sangat berat ialah penitisan di alam neraka.

1. membunuh ibu,
2. membunuh ayah,
3. membunuh orang suci, Arahat, Bodhisattva,
4. melukai seorang Buddha,
5. menyebabkan perpecahan dalam Sangha (hanya berlaku untuk para bhiksu yang mematuhi vinaya secara taat).

Be Confident


Pernahkah Anda mengalami hal ini.

Saat Anda berada di keramaian, lalu muncul Seorang Wanita Cantik di hadapan Anda.

Lalu timbul dorongan hasrat yang begitu kuat dalam diri Anda untuk mendekati, menyapa, dan berkenalan dengannya. Namun Anda tidak dapat mengalahkan Rasa Minder, Takut, Kaku, Malu, dan Grogi untuk melakukannya.

Anda berpikir: “Andai saja Gua dapat mengatasi Rasa Minder, Kaku, Malu, Takut, dan Grogi dalam diri Gua ini, Gua akan coba untuk mendekati, menyapa, dan berkenalan sama Cewek Cantik ini”, dan kemudian benar-benar melakukan hal tersebut.

Setidaknya Anda merasa lebih tentram, damai, dan bahagia setelah melakukannya, karena Anda merasa sudah berhasil melawan Rasa Takut dalam Diri Anda. Walau akhirnya Sang Wanita Cantik tak berhasil Anda dapatkan menjadi Pacar Anda.

Namun yang malahan selalu terjadi adalah: Anda harus selalu pulang ke rumah dengan Kepala Tertunduk, dan Hati Tertusuk, karena merasa penasaran tidak melakukan usaha yang maksimal saat bertemu dengan Wanita Cantik yang tadi Anda temui.

Bahkan hal ini tak cuma terjadi 1, 2, atau 3 kali, tapi begitu sering terjadi pada Anda.

Sehingga begitu banyak kesempatan demi kesempatan yang dengan murah hati diberikan Tuhan kepada Anda untuk berkenalan, berinteraksi, dan berhubungan lebih lanjut dengan Wanita Cantik -  terbuang sia-sia tanpa Anda manfaatkan maksimal.

Begitu sering hal ini terjadi, sehingga akhirnya Anda menjadi seorang Pria Penakut, Pria Minder-an, Grogi-an, Malu-malu-an, dan Kaku-an, ketika menghadapi Wanita Cantik.

Sampai pada akhirnya Anda dipaksa merasa dan merasa terpaksa menerima bahwa mungkin sudah Takdir Anda untuk selalu jadi Pecundang dalam aspek Kehidupan Cinta, Kencan, Asmara, dan Hubungan dengan Wanita Cantik dalam Hidup Anda.

Perbedaan antara Cowok LAME dan Cowok FLAME dalam Konsep WOMEN MAGNET ada dalam perbedaan kata LAME dan FLAME itu sendiri, yaitu pada aksara F.

Aksara F ini merupakan representasi untuk kata Fearless dan kata Fear-Less.
Fearless adalah sebuah kata dalam Bahasa Inggris yang berarti Tiada Rasa Takut.
Sebaliknya Fear-Less berarti Semakin Kurang dalam Merasa Takut.

Filosofi ini berarti, walaupun amat sulit bagi Anda untuk menjadi Pria yang Fearless (Tiada Rasa Takut), setidaknya senantiasalah berusaha untuk menjadi Pria yang Fear-Less (Semakin Kurang dalam Merasa Takut), dengan terus Konsisten mengurangi Rasa Takut yang sudah menahun menjangkiti seluruh Jiwa Anda layaknya Kanker Ganas stadium akhir yang mematikan dan telah menyebar ke setiap iota Sel dalam Diri Anda.

Tick! Detik ke-1 berbunyi di Arloji Anda ketika Anda melihat Wanita itu pertama kalinya.

Wanita yang teramat Cantik, Sexy, Tinggi, Hot, Anggun, Elite, High-Class, dan Perfect! Dia terlihat lebih seperti Malaikat yang turun dari Kahyangan daripada Manusia Bumi. Wanita itu memiliki Tubuh Molek dengan proporsi pinggang dan pinggul yang membentuk lekuk sempurna bagai Biola Spanyol.

Belahan Dada yang Indah dan Lingkar Dada yang Kencang, Padat, dan Simetris.

Tubuh Langsing, Ramping. Tinggi semampai layaknya Model-Model Swimsuit dan Bikini yang seringkali hanya bisa Anda lihat di Layar Kaca Televisi dan Majalah Pria Dewasa.

Wajahnya Cantik. Sepasang Bola Matanya yang bulat sempurna dengan bulu mata lentik. Kulitnya putih bersih seperti kulit bayi yang baru saja lahir ke dunia ini.

Rambutnya ikal keriting dan berwarna menarik.
Mungkin karena diberi hair color warna pirang agak kecoklatan, dengan gradasi cahaya yang sempurna. Cahaya yang jatuh ke atasnya akan terpantul sempurna seperti pantulan Cahaya pada Sepotong Berlian ke segala penjuru mata angin.

Wanita ini adalah Wanita yang benar-benar memikat Anda.
Wanita ini adalah Wanita yang sungguh-sungguh menarik hati Anda.

Tanpa dapat Anda sadari dan kendalikan, secara Autopilot berkecamuk jutaan harapan.

Harapan agar pada akhirnya Wanita tersebut mau terbuka untuk Anda dekati atau PDKT, dan pada akhirnya bersedia menerima Cinta Anda, dan menjadi Pacar Anda.

Namun jangankan mendekati, membuka pembicaraan, dan kemudian berkenalan dan bertukaran nomor telepon dengannya. Yang terjadi, tiba-tiba Anda seakan lumpuh total.

Momen ini amat pas dideskripsikan Penta Boyz pada lagunya: Sayang Bilang Sayang'.

Coba Kita bersama baca perlahan lirik lagunya, dan resapi emosi dibalik lirik ini.
Apakah Anda selalu mengalami dan merasakan Hal yang serupa?

Pertama kali aku melihat dirinya
Dia sungguh mempesona mencuri hatiku
Tanpa  sadar ku telah jatuh hati padanya
Mungkin ini namanya cinta pandangan pertama

Tanpa membuang waktu aku mendekatinya
Sekedar tanya dan minta nomer handphonenya
Siapa tahu aku bisa mengajak dirinya
Makan berdua ala orang Amerika.

*****
Sejenak aku ragu untuk teruskan langkahku
Dengan tersipu malu akhirnya ku pun menjauh

Ada apa ada apa denganku, salah apa salah apa diriku
Selalu saja hati meragu oh Tuhan tolong aku

*****
Sudah terlalu lama aku memendam cinta
Seakan dunia ini tiada wanita
Tempat bersandar atau berbagi
Yang tak pantas kita lakukan bila sesama lelaki

*****
Alangkah malang nasib si bujang lapuk
Siang dan malam selalu saja dia kesepian

(Lirik Lagu: Sayang Bilang Sayang, Penyanyi: Penta Boyz)

Dapatkah Anda rasakan ‘feel’ dibalik lirik lagu tersebut? Bila tidak, coba kembali ke atas dan baca ulang lagi secara perlahan lirik lagu tersebut untuk mendapatkan ‘feel’-nya.

Apakah Anda sudah merasa sangat muak dengan segala Rasa Minder, Gugup, Takut, Kaku, Malu, dan Grogi, setiap kali Anda menghadapi Wanita Cantik?

Apakah Anda sudah benar-benar Frustasi dengan segala Kepengecutan Anda, sehingga seakan Anda ingin berteriak sekeras-kerasnya dan bilang: ‘Enough!’ dan ‘Cukup!’ dengan semua ini.

Apakah Anda sudah ingin mengakhiri semua masa lalu Anda yang penuh dengan Ketakutan dan Kepengecutan. Dan Anda ingin memulai lembaran baru dalam Hidup Anda sebagai Cowok FLAME yang semakin mengurangi Rasa Takutnya (Fear-Less), dan pada akhirnya Tidak Mempunyai Rasa Takut Sama Sekali (Fearless).

Franklin Delano Roosevelt, salah satu Presiden terbaik Amerika Serikat, dalam Pidato Pelantikan Pertamanya sebagai Presiden Amerika Serikat ke-32 pada 4 Maret 1933 memulai Pidato Pelantikannya dengan sebaris kata-kata telah melegenda dan abadi dalam Sejarah Umat Manusia:

“So First of all, let me assert my firm belief that the only thing we have to fear is: fear itself!” – Terjemahannya: Jadi Pertama-tama, izinkan saya menegaskan keyakinan kuat saya bahwa satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah: rasa takut itu sendiri.

Ya, Rasa Takut itu harus dihadapi. Begitupula Rasa Minder, Grogi, dan Kaku.

Ketakutan memiliki Efek Bola Salju (Snowball Effect) dan juga begitu cepat Menyebar, Melemahkan, Melumpuhkan, dan akhirnya Mematikan seperti Kanker Stadium Akhir.

Dalam Film Superhero ‘Green Lantern’ release tahun 2011, yang cukup taat dengan plot cerita asli dari versi Komiknya, diceritakan Green Lantern Corps menghadapi sosok Parallax, musuh bebuyutannya yang paling menakutkan, dan bahkan telah membunuh Abin-Sur, salah satu Anggota Korps Green Lantern terbaik.

Tokoh Antagonis Parallax, yang merupakan Musuh Terhebat dari Green Lantern Corps ini adalah sebuah Energi Kekuatan yang terbentuk dari FEAR atau Ketakutan.

Parallax akan semakin menjadi besar, kuat, hebat, dan semakin tak terkalahkan apabila menghisap Aura dan Energi Ketakutan yang dari lawannya.

Sehingga, pada akhirnya memang Cara Terbaik untuk Mengatasi Rasa Takut, Minder, Grogi, dan Kaku adalah dengan terus mendobrak maju dan melawannya.

‘Whatever doesn’t kill You will make You stronger!’ senandung Kelly Clarkson dalam lagunya yang berjudul sama. Kata-kata monumental ini awalnya adalah buah pena dari Friedrich Nietzsche, Sang Filsuf Fenomenal asal Jerman.

“Was micht nicht umbringt, macht mich starker”
Friederich Nietzsche, Buku: Gotzen-Dammerung (1889)

Terjemahan Bahasa Inggris-nya:
“What does not kill me makes me stronger”
Friederich Nietzche, Buku: Twilight of the Idols (1889)

Nah, lalu Apa sih Cara Terampuh untuk Mengatasi Rasa Takut, Minder, Gugup, Kaku, Malu, dan Grogi menghadapi Wanita Cantik?

Jawabannya, hanya 1, yaitu dengan Selalu dan Sesering Mungkin Menghadapi Wanita Cantik. Senantiasa mencari Kesempatan untuk Berinteraksi dan Berhubungan dengan Wanita Cantik kapanpun dan dimanapun.

Dalam Kamus WOMEN MAGNET, Konsep Dekati, Sapa, dan Kenalan (atau disingkat DESAK), disebut dengan istilah APPROACH.

Nah, dalam Kurikulum WOMEN MAGNET, telah tersedia Metode APPROACH (Dekati, Sapa, dan Kenalan atau disingkat DESAK) dengan Wanita Cantik kapanpun dan dimanapun yang memudahkan Sang Wanita yang Anda APPROACH untuk lebih Mudah dan Mulus (Easy and Smooth), dalam Menerima dan Menyetujui (Accept and Agree) tindakan APPROACH yang Anda lakukan kepada Sang Wanita Cantik tersebut.

Metode APPROACH itu disebut MAGNETIC APPROACH DYNAMIC Method, disingkat MAD Method. Arti MAD dalam Bahasa Inggris padanan katanya adalah Gila.

Memang Metode MAD (MAGNETIC APPROACH DYNAMIC) ini benar-benar Metode APPROACH yang paling GILA di seluruh Dunia.

Dengan Metode MAGNETIC APPROACH DYNAMIC (MAD) ini, Dijamin Anda dapat Mengalami sendiri Presentase Sukses sampai 90% ke atas dalam Membuka Pembicaraan, Berkenalan, Bertukaran Nomor Telepon (Closing Number), dan bahkan sampai melakukan Kencan Instan (Instant Date) dengan Wanita Cantik yang Anda temui kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi apapun.

E-Book yang membahas detil Cara Membuka Pembicaraan dan Berkenalan dengan Wanita Cantik kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi kondisi apapun dengan MAD (MAGNETIC APPROACH DYNAMIC) Method ini sedang dalam proses penulisan.

Tetap ikuti berita seputar WOMEN MAGNET dan perkembangan E-Book MAGNETIC APPROACH DYNAMIC (MAD) Method ini.

Pastikan Anda mendapatkan E-Book ini pada hari pertama launching E-Book ini, karena E-Book ini hanya akan dijual ke Publik dalam Jumlah Amat Sangat Terbatas.

Mengapa Demikian?
Karena memang seharusnya Materi tentang MAGNETIC APPROACH DYNAMIC (MAD) Method ini adalah Materi Eksklusif yang Khusus dibabarkan dan diajarkan kepada Para Students yang berpartisipasi dalam WOMEN MAGNET Workshop dan juga Program-Program Training WOMEN MAGNET lainnya.

Sementara menunggu release dan launching E-Book ini, waktu terus berjalan, detik-demi-detik berlalu dalam Hidup Anda. Dan: Rasa Takut, Minder, Kaku, Malu, dan Grogi itu masih menjangkiti dan menjalar begitu cepat dalam setiap milimeter Sel Diri Anda.

Akankah Anda terus menunggu dan menunggu, dan akhirnya sepenuhnya termakan habis oleh semua RasaTakut, Minder, Kaku, Malu, dan Grogi tersebut?

Ataukah Anda sudah memutuskan untuk mengakhiri semuanya dan mendaftarkan Diri Anda dalam Program WOMEN MAGNET Workshop ataupun juga Program-Program Pelatihan lain bertema Pelatihan Cinta, Kencan, Asmara, dan Hubungan dengan Wanita yang diselenggarakan WOMEN MAGNET?

Sampai Jumpa di Program Pelatihan WOMEN MAGNET!

Peter Rave
-Founder & Grand Master WOMEN MAGNET-
Twitter: @peterrave

Cerita Singkat

sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang.

Seorang penumpang mengeluarkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar bus, “Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa mengejar!”

Orang tersebut menjawab, “Saya harus mengejarnya . . .” Dengan nafas tersenggal-senggal dia berkata, “Saya adalah pengemudi dari bus ini!”


Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis!

Dan juga dikarenakan harus menghadapi dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya muncul keluar.

Minggu, 01 November 2015

KAMMA DAN BUAHNYA (MN 135:Culakammavibhanga Sutta; III 202-6)



1.       Demikianlah yang telah saya dengar. Suatu ketika Bhagava tengah berdiam di Savatthi  di Hutan Jeta, Taman Anathapindika.
2.       Lalu sang siswa brahma Subb, putra Todeyya, menghadap Bhagavad an menyapa Beliau. Setelah perbindacangan yang santun dan ramah ini selesai, ia duduk di satu sisi dan bertanya kepada Bhagava:
3.       “Bhante Gotama, mengapakah manusia tampak hina dan mulia? Karena tampak orang-orang berumur pendek dan berumur panjang, berpenyakitan dan sehat, buruk rupa dan rupawan, tak berpengaruh dan berpengaruh, miskin dan kaya, terlahir nista dan luhur, dungu dan bijaksana. Mengapakah, Bhante Gotama, manusia tampak hina dan mulia?”
4.       “siswa, makhluk hidup adalah pemilik perbuatannya, pewaris perbuatannya; mereka berasal dari perbuatannya, terikat pada perbuatannya, bernaung pada perbuatannya. Perbuatannlah yang menentukan manusia menjadi hina dan mulia.”
“Saya tidak memahami secara rinci dari pernyataan Bhante Gotama, yang diutarakan-Nya secara singkat menguraikan artinya secara terperinci. Alangkah baiknya jika Bhante Gota bersedia mengajarkan kepada saya Dhamma agar saya bisa memahami secara rinci maksud dari pernyataan-Nya.”
“Jika demikian, Siswa dengarkan dan perhatikanlah secara seksama apa yang akan
Saya  katakan.”
“Baiklah, Bhate,” jawab Subha. Bhagaca mengatakan hal ini:
“Di sini, Siswa, seorang pria atau perempuan membunuh makhluk hidup, suka membunuh, bengis, suka pada pukulan dan kekerasan, tanpa kewelasan terhadap makhluk hidup. Karena melakukan dan menjalni perbuatan seperti itu, saat hancurnya tubuh, setelah mati, jika ia terlahir ulang dalam keadaan sengsara, di tempat buruk, di alam rendah, di neraka. Namun saat  hancurnya tubuh, setelah mati, jika ia tidak terlahir ulang dalam keadaan sengsara, di tempat buruk, di alam rendah, di neraka, tetapi sebaliknya ke alam manusia, maka di mana pun ia terlahir ulang, ia berumur pendek. Siswa inilah jalan yang menghasilkan umur pendek, yaitu seseorang membunuh makhluk hidup, suka membunuh, bengis, suka pada pukulan dan kekerasan, tanpa kewelasan terhadap makhluk hidup.”
5.       “Akan tetapi, Siswa, di sini seorang pria atau perempuan, dengan meninggalkan memusnahkan kehidupan, menghindarkan  diri dari memusnahkan kehidupan, dengan batang gada dan senjata yang disingkirkan, penuh kesungguhan, penuh kewelasan, ia berdiam dalam kewelasan terhadap semua makhluk hidup. Karena melakukan dan menjalani perbuatan seperti itu, saat hancurnya tubuh, setelah mati, ia terlahir ulang di tempat baik, di alam surgawi. Namun saat hancurnya tubuh, setelah mati, ia tidak terlahir ulang di tempat baik, di alam surgawi, tetapi sebaliknya kembai ke alam manusia, maka di  mana pun ia terlahir ulang, ia berumur panjang. Siswa, inilah jalan yang menghasilkan umur panjang, yaitu  dengan meninggalkan memusnahkan kehidupan, seseorang menghindarkan diri dari memusnahkan kehidupan, dengan batang gada dan senjata yang disingkirkan, penuh kesungguhan, penuh kewelasan, ia berdiam dengan kewelasan terhadap semua makhluk hidup.”
6.       “Siswa, di sini seorang pria atau perempuan terbiasa melukai makhluk hidup dengan tangan, dengan bungkalan, dengan tongkat, atau dengan belati. Karena melaksanakan dan melakukan perbuatan seperti itu, saat hancurnya tubuh, setelah mati, ia terlahir ulang di alam sengsara… Nmun sebaliknya, jika ia kembali ke alam manusia, maka di mana pun ia terlahir ulang, ia berpenyakit. Siswa, inilah jalan yang menimbulkan keadaan berpenyakit, yaitu seseorang terbiasa melukai makhluk hidup dengan tangan, dengan bungkalan, dengan tongkat, atau dengan belati.”
7.       “Akan tetapi, Siswa, di sini seorang pria atau perempuan tidak terbiasa melukai makhluk hidup dengan tangan, dengan bungkalan, dengan tongkat, atau dengan belati. Karena melaksanakan dan pelakukan perbuatan seperti itu, saat hancurnya tubuh, setelah mati, ia terlahir ulang di tempat baik …. Namun sebaliknya, jika ia kembali ke alam manusia, maka di mana pun ia terlahir ulang, ia sehat. Siswa, inilah jalan yang menimbulkan kesehatan, yaitu seseorang tidak terbiasa melukai makhluk hidup dengan tangan, dengan bungkalan, dengan tongkat, atau dengan belati.”
8.       “Siswa, di sini seorang pria atau perempuan berwatak pemarah dan mudah marah; walaupun dikecam sedikit saja, ia tersinggung, menjadi marah, bermusuhan, dan membenci, serta menampakkan murka, benci, dan geram. Karena melaksanakan dan melakukan perbuatan seperti itu …. Ia terlahir ulang di alam sengsara …. Namun sebaliknya, jika ia kembali ke alam manusia, maka di mana pun ia terlahir ulang, ia buruk rupa,. Siswa, inilah jalan menimbulkan buruk rupa, yaitu seseorang yang berwatak pemarah dan mudah marah … serta menampakkan murka, benci, dan geram.”
9.       “Akan tetapi, Siswa, di sini seorang pria atau pereterlahir nista. Siswa, di sini seorang pria atau perempuan tidak berwatak pemarah dan mudah marah; walaupun dikecam sedikit saja, ia tidak tersinggung, tidak menjadi marah, bermusuhan, dan dongkol, serta tidak menampakkan murka, benci, dan geram. Karena melaksanakan dan melakukan perbuatan seperti itu,… ia terlahir ulang di tempat baik …. Namun sebaliknya, jika ia kembali ke alam manusia, maka di mana pun ia terlahir ulang, ia rupawan. Siswa, inilah jalan yang menimbulkan kerupawanan, yaitu seseorang yang tidak berwatak pemarah dan mudah marah … dan tidak menampakkan murka, benci, dna geram.”
10.   “Siswa, di sini seorang pria atau perempuan berhati dengki, yang iri hati, kesal, dan dongkol terhadap peruntungan. Kemulian, kehormatan, penghormatan, salam hormat, serta puja yang diterima orang lain. Karena melaksanakan dan melakukan perbuatan seperti itu… ia terlahir ulang di alam sengsara…. Namun sebaliknya, jika ia terlahir kembali ke alam manusia, maka di mana pun ia terlahir ulang, ia tidak berpengaruh,. Siswa, inilah jalan yang meimbulkan tiadanya pengaruh, yaitu seseorang berhati dengki… pada peruntungan, kemuliaan, kehormatan, penghormatan, salam hormat, serta puja yang diterima orang lain.”
11.   “Akan tetapi, Siswa, di sini seorang pria atau perempuan tidak berhati dengki, yang tidak iri hati, kesl, dan dongkol, terhdap peruntungan, kemuliaan, kehormatan, penghormatan, salam hormat, serta puja yang diterima orang lain. Karena melaksanakan dan melakukan perbuatan seperti itu… ia terlahir ulang di tempat baik …. Namun sebaliknya, jika kembali terlahir ke alam manusia, maka di manapun ia terlahir ulang, ia berpengaruh. Siswa, inilah jalan yang menjadikannya berpengaruh, yaitu seseorang tidak berhati dengki… terhadap peruntungan, kemuliaan, kehormatan, penghormatan, salam hormat, serta puja yang diterima orang lain.”
12.   “Siswa, disini seorang pria atau perempuan tidak bederma makanan, minuman, pakaian, wahana angkutan, untaian bunga, wewangian, balsan, tempat tidur, dan pelita kepada para petapa atau brahmana. Karena melaksanakan dan melakukan perbuatan seperti itu… ia terlahir ulang di alam sengsara…. Namun sebaliknya, jika ia kembali ke alam manusia, maka di mana pun ia terlahir ulang, ia miskin. Siswa, inilah jalan yang menimbulkan kemiskinan, yaitu seseorang yang tidak bederma makanan… dan pelita kepada petapa atau brahmana.”
13.   “Akan tetapi, disini seorang pria atau perempuan bederma makanan… dan pelita kepada para petapa atau brahmana. Karena melaksanakan dan melakukan perbuatan seperti itu… ia terlahir ulang di tempat baik…. Namun sebaliknya, jika ia kembali ke alam manusia, maka di mana pun ia terlahir ulang, ia kaya. Siswa, inilah jalan yang menimbulkan kekayaan, yaitu seseorang bederma makanan... dan pelita kepada para petap atau brahmana.
14.   “Siswa, di sini seoran pria atau perempuan keras kepala dan angkuh; ia tidak bersembah sujud kepada orang yang seharusnya diberi sembah sujud, tidak berdiri saat ia seharusnya berdiri di hadapn seseorang, tidak menawarkan tempat duduk bagi seseorang yang pantas duduk, tidak memberi jalan lewat bagi seseorang yang seharusnya diberi jalan lewat, serta tidak memuliakan, menghormati, memuliakan, dan memuja seseorang yang seharusnya dimuliakan, dihormati, dimuliakan, dan dipuja. Karena melaksanakan dan melakukan perbuatan seperti itu…  ia terlahir ulang di alam sengsara…. Namun sebaliknya, jika ia kembali ke alam manusia, maka di mana pun ia terlahir ulang, ia terlahir nista. Siswa, inilah jalan yang menimbulkan kelahiran nista, yaitu seseorang yang keras kepa dan angkuh… serta tidak tidak memuliakan, menghormati, memuliakan, dan memuja seseorang yang seharusnya dimuliakan, dihormati, dimuliakan, dan dipuja.”
15.   “Akan tetapi, Siswa di sini seorang pria atau perempuan tidak keras kepala dan angkuh; ia bersembah sujud kepad orang yang sehrusnya diberi sembah sujud, berdiri saat ia seharusnya berdiri di hadapan seseorang, menawarkan tempat duduk bagi seseorang yang pantas duduk, memberi jalan lewat bagi seseorang yang seharusnya diberi jalan lewat, serta memuliakan, menghormati, memuliakan, dan memuja seseorang yang seharusnya dimuliakan, dihormati, dimuliakan, dan dipuja. Karena melasnakan dan melakukan perbuatan seperti itu… ia terlahir ulang di tempat baik…. Namun sebaliknya, jika ia kembali ke alam manusia, di mana pun ia terlahir ulang, ia terlahir luhur. Siswam inilah jalan yang menimbulkan kelahiran luhur, yaitu seseorang tidak keras kepala dan angkuh… serta tidak memuliakan, menghormati, memuliakan, dan memuja seseorang yang seharusnya dimuliakan, dihormati, dimuliakan, dan dipuja.”
16.   “Siswa, di sini seorang pria atau perempuan mengunjungi petapa atau brahmana serta bertanya:’ Yang Mulia, apa yang baik? Apa yang buruk? Apa yang tercela? Apa yang terpuji? Apa yang seharusnya ditanamkan? Apa yang seharusnya jangan ditanamkan? Perbuata seperti apa yang akan menimbulkan kerugian dan penderitaan saya untuk kurun waktu yang lama? Perbuatan seperti apa yang akn menimbulkan kesejahteraan dan kebahagian saya untuk waktu yang lama?’ Karena melaksanakan dan melakukan perbuatan seperti itu… ia terlahir ulang di alam sengsara…. Namun sebaliknya, jika ia kembali ke alam manusia, maka di mana pun ia terlahir ulang, ia terlahir dungu. Siswa, inilah jalan yang menimbulkan kedunguan, yaitu seseorang tidak mengunjungi petapa ataupun brahmana serta menanykan pertanyaan-pertanyaan seperti itu.”
17.   “Akan tetapi, Siswa, di sini seseorang atau perempuan mengunjungi petama ataupun brahmana serrta bertanya: ‘Yang Mulia, apa yang baik? Apa yang buruk?...  Perbuatan seperti apa yang akan menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi saya untuk waktu yang lama?’ Karena melaksanakan dan melakukan perbuatan seperti itu… ia terlahir ulang di tempat baik…. Namun sebaliknya, jika ia kembali ke alam manusia, maka di mana pun ia terlahir ulang, ia terlahir bijaksana. Siswa, inilah jalan yang menimbulkan kebijaksanaan, yaitu seseorang yang mengunjungi petapa atau brahmana serta menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti itu.”
18.   “Siswa, demikianlah, jalan yang menimbulkan umur pendek menjadikan orang berumur pendek, jalan yang menimbulkan umur panjang menjadkan orang berumur panjang; jalan yang menimbulkan keadaan berpenyakit menjadikan orang berpenyakit, jalan yang menimbulkan kesehatan menjadikan orang sehat; jalan yang menimbulkan keburukan rupa menjadikan orang buruk rupa, jalan yang menimbulkan kerupawanan menjadikan orang rupawan; jalan yang menimbulkan tiadanya pengaruh menjadikan orang tak berpengaruh, jalan yang menimbulkan pengaruh menjadikan orang berpengaruh; jalan yang menimbulkan kekayaan menjadikan orang kaya; jalan yang menimbulkan kelahirn nista menjadikan orang terlahir nista, jalan yang menimbulkan kelahiran luhur menjadikan orang terlahir luhur; jalan yang menimbulkan kedunguan menjadikan orang dungu, jalan yang menimbulkan kebijaksanaan menjadikan orang bijaksana.”
19.   “Makhluk hidup adalah pemilik perbuatannya pewaris perbuatannya; mereka berasalah dari perbuatannya, terikata pada perbuatannya, bernaung pada perbuatannya. Perbuatanlah yang membedakan manusia menjadi hina dan mulia.”
20.   “Setelah ini dibabarkan, sang siswa brahmana Subha putra Todeyya, berkata kepada Bhagava: “Menakjubkan, Bhante Gotama! Menakjubkan, Bhante Gotama!... [seperti dalam teks sebelumnya….]  Semoga Bhante Gotama bersedia menerima kami sebagai pengikut rumah tangga yang telah pergi bernaung sejak hari ini sampai akhir hayat.”

Sumber dan Berhentinya Penderitaan yang Tampak

Pada suatu kesempatan Bhagava tengah berdiam di sebuah kota kaum Malla yang bernama Uruvelakappa. Lalu Bhadraka si Penghulu mendekati Bhagava, bersujud kepada-Nya, duduk di satu sisi, lalu berkata kepada-Nya: "Alangkah baiknya, Bhante, jika Bhagava bersedia mengajarkan kepada saya sumber serta berhentinya penderitaan."
"Penghulu, jika saya mengajarkan kepada Anda sumber serta berhentinya penderitaan dengan rujukan terhadap masa kebingungan dan ketidakpastian mengenai hal itu bisa timbul dalam diri Anda. Dan jika Saya mengajarkan kepada Anda mengenai sumber dan berhentinya penderitaan dengan rujukan terhadap masa mendatang dengan berkata  'Seperti demikianlah pada masa mendatang.' kebingungan dan ketidakpastian mengenai hal itu bisa timbul daram diri Anda. Sebaliknya, Penghulu, selagi Saya duduk di sini, dan Anda tengah duduk di sana, Saya akan ajarkan kepada Anda mengenai sumber dan berhentinya penderitaan. Dengarkan dan perhatikanlah dengan saksama, Saya akan berbicara.'
"Baiklah, Bhate," jawab Bhadraka. Bhagava mengatakan hal ini:
"Bagaimana menurut Anda, Penghulu? Apakah ada orang di Uruvelakappa yang jika dihukum, dipenjara, didenda, atau dikecam, maka akan timbul kesedihan, ratapan, rasa sakit, derita, serta keputusasaan dalam diri Anda?"
"Ada orang seperti itu, Bhante."
Namun apakah adda orang di Uruvelakappa yang dalam peristiwa seperti itu, tidak akan timbul kesedihan, ratapan, rasa sakit, derita, serta keputusasaan dalam diri Anda?"
"Ada orang seperti itu, Bhante."
"Mengapa. Penghulu, terhadap sebagian orang di Uruvelakappa yang jika dihukum, dipenjara, didenda, atau dikecam, maka akan timbul kesedihan, ratapan, rasa sakit, derita, serta keputusasaan dalam diri anda,sementara sehubungan dengan orang lainnya hal-hal tersebut tidak akan timbul dalam diri Anda?"
"Orang-Orang di Uruvelakappa itu, Bhante, yang jika dihukum, dipenjara, didenda, atau dikecam, maka kesedihan, ratapan, rasa sakit, derita, serta keputusasaan akan timbul dalam diri saya---inilah orang-orang yang saya sayangi dan saya lekati. Namun, orang-orang di Uruvelakappa itu yang sehubungan dengan mereka hal-hal tersebut tak akan timbul dalam diri saya--- inilah orang-orang yang tidak saya sayangi dan tidak saya lekati."
"Penghulu, dengan asas yang tampak, dimengerti, langsung diperoleh, yang dipahami ini, terapkanlah cara ini terhadap masa lalu dan masa datang seperti ini:'Penderitaan apa pun yang muncul pada masa lalu, semua yang timbul berakar dari nafsu, dengan nafsu sebagai sumbernya; karena nafsu merupakan akar penderitaan. Penderitaan apa pun yang akan muncul pada masa mendatang, semua yang akan timbul berakar dari nafsu, dengan nafsu sebagai sumbernya; karena nafsu merupakan akar penderitaan."
"Mengagumkan, Bhante! Menakjubkan, Bhante! Betapa baiknya hal tersebut telah dinyatakan sang Bhagava: "Penderitaan apa pun yang muncul pada masa lalu, semua yang timbul berakar dari nafsu, dengan nafsu sebagai sumbernya; karena nafsu merupakan akar penderitaan.' Bhante, saya memiliki seorang putra yang bernama Ciravasi, yang tinggal di luar rumah. Saya bangun pagi-pagi lalu mengutus seseorang dengan berkata, 'pergilah, dan carilah kabar mengenai Ciravasi.' Sebelum semua orang itu kembali, Bhante, saya merasa cemas, dengan berpikiran, 'Aku harap Ciravasi tidak tertimpa kemalangan apa pun!"
"Bagaimana menurut Anda, Penghulu? Jika Ciravasi dihukum, dipenjara, didenda, atau dikecam, akankah timbul kesedihan, ratapan, rasa sakit, derita, serta keputusasaan dalam dirimu?'
"Bhante, jika Ciravasi dihukum, dipenjara, didenda, atau dikecam, hidup saya sekalipun akan terasa sia-sia, jadi bagaimana mungkin kesedihan, ratapan, rasa sakit, derita, serta keputusasaan tidak akan timbul dalam diri saya?"
"Begitulah juga, Penghulu, bisa dipahami: ' Penderitaan apa pun yang muncul, semuanya muncul  berakar dari nafsu, dengan nafsu sebagai sumbernya; karena nafsu merupakan akar penderitaan."
"Bagaimana menurut Anda, Penghulu? Sebelum Anda bertemu dengan istri Anda atau mendengar kabar mengenainya, apakah Anda memiliki nafsu, kelekatan, atau rasa sayang terhadapnya?"
"tidak, Bhante."
"Penghulu, lalu apakah hanya ketika Anda bertemu atau mendengar kabar mengenainya maka nafsu, kelekatan, dan rasa sayang muncul dalam diri Anda?"
"Benar, Bhante."
"Bagaimana menurut Anda, Penghulu? Jika istri Anda dihukum, dipenjara, didenda, atau dikecam, akankah timbul kesedihan, ratapan, rasa sakit, derita serta keputsasaan dalam diri Anda?"
"Bhante, jika istri saya dihukum, dipenjara, didenda, atau dikecam, hidup saya sekalipun akan terasa sia-sia, jadi bagaimana mungkin kesedihan, ratapan, rasa sakit, derita serta keputusasaan,tidak akan timbul dalam diri saya?"
"Begitulah juga, Penghulu, bisa dipahami; "Penderitaan apa pun yang muncul, semuanya muncul berakar dari nafsu keinginan, dengan nafsu keinginan sebagai sumbernya; karena nafsu keinginan merupakan akar penderitaan."
(SN 42:11;IV 327-30)

Pengikut