Sabtu, 25 Agustus 2012

Arti dari Bulan Lahir (cek it out)

JANUARI
  • Ambisius dan serius.
  • Senang mengajari dan di ajari.
  • Bekerja keras dan produktif.
  • Tahu bagaimana membuat orang lain senang.
  • Beberapa agak pendiam kecuali sedang marah atau senang.
  • Sangat mudah melihat kelemahan orang lain dan suka mengkritik.
  • Rajin dan setiap yang dibuat selalu menghasilkan keuntungan.
  • Suka berbenah atau bersih-bersih dan hal-hal yang serba teratur.
  • Bersifat sensitif, berfikiran mendalam.
  • Pandai mengambil hati orang lain.
  • Mudah mendisiplinkan diri sendiri.
  • Bersikap romantik tetapi tidak pandai memamerkannya
  • Tahan terhadap penyakit tetapi rentan terhadap pilek
  • Cukup sayang pada anak-anak.
  • Suka berdiam di rumah.
  • Setia pada segala-galanya.
  • Perlu belajar untuk hidup bersosialisasi.
  • Mempunyai rasa cemburu yang sangat tinggi.

FEBRUARI
  • Berpikiran abstrak.
  • Inteligent, bijak dan jenius.
  • Memiliki kepribadian yang mudah berubah.
  • Mudah menawan hati orang lain.
  • Tenang, pemalu dan rendah hati.
  • Jujur dan setia pada segalanya.
  • Keras hati untuk mencapai tujuan.
  • Tidak suka dikekang.
  • Mudah memperlihatkan amarahnya.
  • Suka berkawan tapi kurang memamerkannya.
  • Sangat berani dan suka memberontak.
  • Bercita-cita tinggi dan suka berangan-angan
  • Optimis untuk merealisasikan impiannya.
  • Suka hiburan dan suka akan benda yang bersifat seni.
  • Tidak suka kepada hal-hal yang tidak perlu.
  • Romantis di dalam tidak diluar.


MARET
  • Berkepribadian yang menarik dan menawan.
  • Sangat pemalu dan pemendam rasa.
  • Suka berahasia.
  • Sangat baik, jujur, pemurah dan mudah simpati.
  • Suka pada kedamaian.
  • Sangat peka kepada orang lain.
  • Tidak mudah marah dan sangat baik hati.
  • Tahu membalas dan mengenang budi orang.
  • Pemerhatian dan menilai orang lain
  • Kecenderungan untuk mendendam
  • Suka berangan-angan.
  • Suka melancong.
  • Sangat manja dan suka diberi perhatian yang sangat tinggi.
  • Suka dengan hiasan rumah tangga.
  • Punya bakat seni dalam bidang musik.
  • Senang kepada benda yang istimewa dan bagus.
  • Terlalu moody.

APRIL
  • Sangat aktif dan dinamik.
  • Sopan, ramah dan baik hati.
  • Cepat bertindak buat keputusan tetapi cepat menyesal.
  • Sangat menarik dan suka diberi perhatian.
  • Punya daya mental yang kuat.
  • Diplomatik (pandai membujuk, berkawan & menyelesaikan masalah).
  • Sangat berani dan tidak ada perasaan takut.
  • Suka petualangan, pengasih, penyayang, sopan santun dan pemurah.
  • Kecenderungan bersifat dendam.
  • Kuat daya ingatan.
  • Gerak hati yang sangat kuat.
  • Pandai mendorong diri sendiri dan memotivasikan orang lain.
  • Penyakitnya biasanya diantara kepala dan dada.
  • Sangat cemburu dan terlalu cemburu.


MEI
  • Keras kepala dan keras hati.
  • Kuat semangat dan bermotivasi tinggi.
  • Pemikiran yang tajam.
  • Mudah marah.
  • Pandai menarik hati orang lain dan menarik perhatian.
  • Perasaan yang amat mendalam.
  • Cantik dari segi mental dan fisik.
  • Tetap pendirian tetapi mudah dipengaruhi oleh orang lain.
  • Mudah dibujuk.
  • Bersikap sistematik (otak kiri).
  • Suka berangan-angan.
  • Kuat daya firasat, memahami apa yang terlintas di hati orang lain tanpa diberitahu.
  • Daya khayal yang tinggi.
  • Pandai berdebat.
  • Penyakit biasanya diantara telinga dan leher.
  • Mempunyai imajinasi yang bagus
  • Suka sastra,seni dan musik serta melancong.
  • Lemah bernafas
  • Rajin dan bersemangat tinggi.
  • Agak boros.

JUNI
  • Berfikiran jauh dan berwawasan.
  • Mudah digunakan atau dimanfaatkan orang karena sikap baik.
  • Berperangai lemah lembut.
  • Mudah berubah sikap, perangai, idea dan mood.
  • Idea yang terlalu banyak di kepala.
  • Bersikap sensitif.
  • Otaknya aktif (senantiasa berfikir).
  • Bersifat ragu-ragu.
  • Bersikap suka menunda-nunda.
  • Bersikap terlalu memilih dan selalu mau yang terbaik.
  • Cepat marah dan cepat sejuk.
  • Suka berbicara dan berdebat.
  • Suka membuat lawakan atau lelucon dan humoris
  • Otaknya cerdas berangan-angan.
  • Ramah, mudah dan pandai berkawan.
  • Orang yang sangat tertib.
  • Pandai memamerkan sikap.
  • Mudah mendapat penyakit pilek
  • Cepat merasa bosan.
  • Sikap terlalu memilih dan cerewet.
  • Lambat sembuh apabila hatinya terluka.

JULI
  • Sangat senang apabila didampingi.
  • Banyak berahasia dan sukar dimengerti, terutama laki-laki.
  • Tak suka menyusahkan orang lain tapi tidak marah apabila disusahkan.
  • Tenang kecuali sedang senang atau marah
  • Sangat menjaga hati atau perasaan orang lain.
  • Mudah menghibur
  • Pintar dan lucu/jenaka
  • Jujur dan mudah menghibur orang
  • Peduli kepada perasaan orang lain
  • Ramah dan bijaksana.
  • Mudah marah dan tidak terduga
  • Mempunyai perasaan yang halus dan mudah terharu
  • Pemaaf tapi tidak akan pernah lupa
  • Tidak suka hal-hal yang masuk akal dan tidak perlu
  • Memandu orang secara fisik dan mental
  • Men-judge orang lain melalui pengamatan
  • Bekerja keras, waspada dan tajam

AGUSTUS
  • Suka bergurau dan bercanda.
  • Sopan santun dan perhatian terhadap orang lain.
  • Berani dan tidak mengenal kata takut.
  • Orangnya agak tegas dan bersikap kepemimpinan.
  • Pandai menghibur orang lain.
  • Terlalu pemurah dan bersikap egois.
  • Nilai harga diri yang sangat tinggi.
  • Menarik dan haus akan pujian.
  • Suka memperhatikan orang, berfikiran cepat dan jeli.
  • Semangat juang yang luar biasa.
  • Cepat marah dan mudah mengamuk.
  • Mudah marah apabila di provokasi
  • Berbakat dalam seni, musik dan pertahanan .
  • Mudah terkena penyakit.
  • Mencintai dan peduli
  • Senang mencari kawan.


SEPTEMBER
  • Sangat sopan santun.
  • Sangat cermat, teliti, teratur, dan hati-hati
  • Suka menegur kesalahan orang lain dan mengkritik.
  • Pendiam tapi pandai dalam bercakap-cakap.
  • Sikap sangat cool, sangat baik dan mudah simpati.
  • Terpercaya, setia dan jujur
  • Bekerja dengan baik
  • Sangat sensitif tetapi tidak diketahui.
  • Mempunyai daya ingat yang bagus
  • Pintar dan berpengetahuan luas
  • Senang mencari informasi.
  • Harus kontrol diri saat mengkritik.
  • Mampu untuk memotivasi diri
  • Bersifat memahami dan senang berahasia
  • Senang dengan olahraga, hiburan dan jalan-jalan.
  • Kurang menunjukan perasaannya.
  • Luka hatinya sangat lama disimpan.

OKTOBER
  • Senang mengobrol.
  • Menyukai orang yang sayang padanya.
  • Suka mengambil jalan tengah.
  • Sangat menawan dan sopan santun.
  • Kecantikan luar dan dalam.
  • Tidak pandai berbohong dan berpura-pura.
  • Mudah rasa simpati, baik, lebih mementingkan kawan.
  • Senantiasa berkawan.
  • Hatinya mudah terusik tetapi merajuknya tak lama.
  • Memiliki tempramen yang buruk
  • Pelamun dan sangat keras kepala
  • Egois, jarang menolong orang kecuali diminta.
  • Suka melihat dari perspektifnya sendiri.
  • Tidak suka terima pandangan orang lain.
  • Emosi yang mudah terusik.
  • Tutur bahasa halus, mencintai dan menyayangi
  • Suka melancong, bidang sastra dan seni.
  • Romantik dalam percintaan.
  • Mudah terusik hati dan cemburu.
  • Suka kegiatan luar.
  • Gampang kehilangan percaya diri.
  • Boros dan mudah dipengaruhi sekitarnya.

NOVEMBER
  • Banyak ide.
  • Sukar untuk dimengerti atau difahami sikapnya.
  • Berpikiran unik dan bijak.
  • Penuh dengan idea-idea baru yang luar biasa.
  • Pemikiran yang maju dan tajam.
  • Daya firasat yang sangat halus dan tinggi.
  • Dapat menjadi dokter yang baik
  • Hati hati dan waspada, cermat dan teliti.
  • Sifat yang berahasia, pandai mengorek dan mencari rahasia.
  • Banyak berfikir, kurang bicara tetapi ramah.
  • Berani, pemurah, setia, dan sabar.
  • Jika ada kemauan, pasti ada jalan.
  • Susah marah kecuali diprovokasi
  • Tak pernah menyerah
  • Pandai memotivasi diri sendiri.
  • Tidak menghargai pujian orang lain.
  • Semangat tinggi
  • Orang yang kuat.
  • Romantik.

DESEMBER
  • Sangat setia dan pemurah.
  • Bersifat patriotik.
  • Sangat aktif dalam permainan dan pergaulan.
  • Sikap kurang sabar dan tergesa-gesa.
  • Bercita-cita tinggi.
  • Suka menjadi orang yang berpengaruh dalam organisasi.
  • Senang dipuji dan diberi perhatian
  • Sangat jujur dan dapat dipercaya.
  • Tidak pandai berpura-pura.
  • Cepat marah.
  • Perangai yang berubah-ubah.
  • Tidak egois walaupun harganya tinggi.
  • Benci apabila dikekang.
  • Senang bercanda dan bergurau
  • Pandai membuat lelucon dan berpikir dengan logika.

Senin, 13 Agustus 2012

Cinta Di Melodi sang Hukum Part 2(Cerpen kategori)

Karena, pelepasan rindu itu hanya berlangsung dalam waktu yang singkat saja.

Kini, langkah ku mulai menghampiri keberadaan sepeda motor polisi yang berada di dekat halte bus. Namun, saat diriku telah tiba di sana. Tiada ku jumpa bayang motor tersebut dan hal ini membuatku semakin pusing kepala. Namun, kesialan masih memberi tempat untuk langkah ku dan tidak memberikan waktu untuk diriku beristirahat. Ya, di tengah kepusingan akan semua yang terjadi.
 Tiba-tiba saja rintik hujan mulai menetes di jalanan serta mengguyur atap halte bus.
"Tik tik tik" Bunyi tetesannya
Kedinginan pun mulai merasuki tubuhku dan membuat perutku semakin bergemuruh riuh. Di tambah lagi, diri ini sudah tidak makan seharian. Namun, apalah daya. Uangku sudah habis untuk membayar penyelidik dan hari ini pun diriku tidak melakukan tindak criminal yang merupakan ladang pencarian nafkah ku. Karena, waktu hari ini telah ku habiskan, Hanya untuk bertemu dengan Andi. Maka di tengah kepasrahan itu, ku mulai mengulurkan tangan meraba air yang menetes dari atap halte bus ini.Sambil mengigit batang korek api yang sudah basah.
“Segar sekali. “ ucapku
Hingga akhirnya, ku putuskan untuk menuju jalanan dan melepaskan peneduhan halte. Lalu bermain-main dalam   terpaan rintik hujan yang dingin menusuk.

Ku mulai menatap ke ruas-ruas jalan dan tak ku temukan satupun orang berada di dekatku. Mungkin bagi orang-orang, Diriku seperti orang gila yang berada di tengah jalan yang sepi adanya. Sementara orang-orang sudah berlarian pulang kerumah untuk mendapatkan kehangatan dan membebaskan diri dari kedinginan. Namun, aku memilih tetap berada di tengah hujan. Karena, ku sadari. Jika hidupku juga seperti sang hujan. Ya, di jauhi keberadaannya dan tiada harapan.
Ditengah guyuran hujan pula, ku tatap sang galaksi langit yang gelap gulita ,tak terisikan oleh titik sang bintang .
Lalu ku sadari lagi, Mana ada orang yang ingin hidup susah, mana ada orang yang ingin tetap hidup dalam gelap. Namun, diriku juga tidak bisa lari lagi. Karena ku tersesat dan tak tahu jalan pulang. Mungkin hanya mengingat nama Tuhan, aku ketahui jika semua ada alasannya dan ada maksudnya.
Wajahku pun semakin terbasahi dan debu di sekujur tubuh ini mulai menepis pergi. Hingga, memperlihatkan wujud asli diri ini dan ku  mulai berlarian mengitari latar jalan yang sama. Sambil berteriak:
“Segarrrr…….. Lebih banyak lagi. Aku ingin mandi.”
Ku rasakan aura panas tubuh ini mulai menghilang dan memberiku rasa nyaman. Ya, segar sekali dan ku mulai menutup kelopak mata. Untuk menghayati lebih dalam lagi kesegaran hujan yang membersihkan debu diri ini dan ku berteriak dengan sangat keras.
“Tuhan,,, hujan ini membahagiakan……….”
Lalu tiba-tiba saja

“Dasar berandal udik.” Kata seorang pria tak di undang
Diriku pun membuka mata ini dan mulai menatap ke sumber suara yang menyapa tadi. Hingga, terlihatlah oleh ku, seorang pria yang berpakaian jaket hitam dengan menggunakan kaca mata hitam sedang menatap keberadaanku. Ya, ia Tengah berdiri di kisaran jarak 3 meter di dekatku dan ia tengah memegang payung hitam.
“Apa kata loe?” Kataku yang mulai kesal
“Berandal udik.” Jawabnya
“Udik.” Kataku yang mulai menghampirinya
“Ya, udik. “ Jawabnya
Ku mendengus kesal dan menaikkan poniku yang panjang ke atas. Lalu, mulai menatap sesosok pria menyebalkan itu dengan mendengus kesal dan dapat ku lihat jelas jika ia masih seumuran dengan Andi. Namun, bentuk suara dan postur tubuhnya berbeda sedikit.
“Tarik gak perkataan loe.” Gertakku
“Nggax mau. Dasar udik!” Katanya
“Loe yang udik. “ Balasku yang mulai melotot ke arahnya
“Eloe.” Jawabnya
“Loe” Balasku
“Loe yang udik.” Bantahnya
“Eloe” Balasku
Kami pun terus berdebat mempermasalahkan siapa yang udik di antara kami berdua dan akhirnya pertengkaran kami terhenti juga  akibat suara perutku yang keroncongan.
“Kriiukkk… “ Bunyi perutku
“Loe laper?” Tanyanya
“Nggak. Mungkin loe yang salah denger.” Sangkal diriku
Tanpa banyak ucap, diri ini membalikkan tubuhku dan mencoba melangkah pergi. Namun, pria itu malah menarik tanganku dan melepaskan payung yang ia gunakan tadi. Lalu, ia mengajakku melangkah dan berlarian di badan jalan yang luas. Hingga, membuatku terkejut luar biasa dan sempat terlintas di benakku untuk berhenti mengikuti langkahnya. Namun, entah mengapa, batinku menerima tempat untuk mengikuti bayang hadir yang baru saja masuk kedalam hidupku itu.

Siiring pertambahan langkah, Akhirnya, kami sampai di sebuah restoran jepang yang berbintang 5 dan membuatku menatap kosong dalam ketakjuban itu.
“Ayo masuk.” Katanya
“Gue gak bisa masuk. Karena, tempat gue bukan di sini.” Kataku yang sembunyi-sembunyi melihat keberadaan dompet nya
“Ya, udah kalau gitu. Loe tunggu di sini. Biar gue yang beli. Ok.” Katanya
Diriku hanya mengangguk-ngangguk kecil sambil sembunyi meraih dompetnya yang ada di kantong celananya. Ya, tanganku berhasil meraih keberadaan dompet nya yang padat terisi itu dan tak kusangka, bersamaan dengan itu pula, pria ini menyadari tindak pencurianku.
Maka, dengan segera ku berlari pergi sambil tertawa kegirangan dan menimati pancuran hujan yang dingin suhunya.
“Gue gak butuh makanan. Gue Cuma butuh duit. Makasih ya, I love money. Muach.” Kataku dari kejauhan
“Dasar bidadari pencuri.” Katanya yang masih tetap berdiri di tempat yang sama
Bayangnya pun lenyap dari tatapan ku dan kini, Langkah kedua kaki ini, membawa keberadaanku ke taman kota yang sudah sepi pengunjungnya. Bersamaan dengan itu pula, hujan telah berhenti menitihkan titik-titik airnya dari permukaan bumi.
Maka, diriku pun segera memeras jaketku yang sudah basah kuyup dan kemudian, ku taruh topi reotku di ujung kursi taman. Seusai semua itu, diri ini mulai duduk di kursi taman dan mulai sibuk melihat isi dompet yang berhasil ku curi dari pria yang menyebalkan itu.
Namun, betapa terkejutnya diriku, saat ku sadari ada sebuah gelang perak yang melingkar di pergelangan tangan kananku dan tatapan mata ini-pun hanya tertuju pada lingkaran gelang itu. Ya, dapat ku lihat ada sebuah ukiran nama di gelang itu dan tulisannya adalah
“FedrickChenz”

“Fedrick chenz” Ucapku
Barulah diri ini sadari, jika saat diriku mengambil dompetnya, ia tengah menggenggam tanganku dan berarti dia memberikan tanda kepadaku. Akan tetapi, mengapa ia tidak mengejar dan malah memberiku gelangnya.
“Dasar cowok aneh.” Kataku sambil cengar-cengir sendirian
Kini, ku meletakkan kembali dompet hasil pencurian itu dan mulai menatap kotak coklat dari Andi dan juga gelang dari Fedrick.
Semakin ku lihat kedua benda itu, semakin diri ini merasa, jika diriku telah mendapatkan 2 hadiah special di hari ulang tahun ku yang ke 17 ini.
Seketika itu, ku ukirkan secarcik senyuman dan mulai memakan satu persatu isi coklat yang ada di kotak pemberian Andi.
“Nyam,, nyam.. manis…” Kataku
Kemudian, ku mulai menatap langit dan ternyata bulan sudah tepat berada di tengah cembungan bumi yang gelap. Maka, ku ketahui, jika waktu sudah pukul 12 malam dan itu mengartikan bahwa hari ulang tahunku telah berakhir. Seketika dengan itu juga , gigitan terakhir coklat pemberian Andi telah ku habiskan dan rasa lelah mulai memberatkan lipatan kelopak mata ini. Maka, akhirnya ku pejamkan sudah mataku dan mulai tertidur di atas alas kursi taman yang keras. Lalu menikmati nuansa mimpi yang gelap.
“Selamat tidur dan sampai jumpa hari ini.” Ucapku pelan


Pada ke esokan harinya, diriku kembali bermain di jalanan untuk merampok harta benda, siapa saja yang dapat ku jadikan mangsa. Ya, bagiku sasaran yang paling empuk adalah mereka yang mengenakan emas yang banyak atau yang lebih kita kenal dengan toko mas bejalan.
Di tengah pekerjaan itu, Tiba-tiba saja penyelidik bayaranku, menghampiri keberadaanku yang tengah berada di antara anak jalanan dan anehnya, ia tidak menggunakan masker ataupun perlengkapan anehyang biasa ia gunakan saat berada di dekatku.
“Hei, boss.” Sapanya
“Ada apa?” Tanyaku yang mulai mengajaknya menjauh dari anak jalanan
“Kita gak perlu buka kasus masalah orangtua Andi.” Katanya
“Apa? Terus gimana supaya Andi bisa lepas dari keluarga gila itu?” Tanyaku
“Tenang aja. Ternyata bokap Andi bunuh diri, soalnya perusahaan keluarga mereka bangkrut dan nyokapnya meninggal karena serangan jantung. Sedangkan Andi sekarang lagi dititip ke tetangganya. Soalnya, dia gak punya keluarga lain dan sampai acara pemakaman orangtuanya berakhir, Andi gak tahu deh, bakal hidup sama siapa.” Kata Penyelidik itu
“Jadi, kita tinggal cari orang yang mau tinggal ama Andi. Itu maksud loe?“ Kataku
“Ya, bener banget. Gimana kalau loe adopsi Andi. Kan loe kakaknya?” Jawab nya
“Nggax bisa. Gue gak mau dia tahu kakaknya ini seorang berandal. “ Kataku sambil menghela nafas panjang
“Iya juga ya.” Katanya
Ku mencoba menelusuri perjalanan benakku dan akhirnya, terlintas juga di pikiranku untuk memilih penyelidik ini sebagai prang yang tepat tinggal bersama Andi. Ya, dia sudah cukup dewasa dan ia teman terbaikku. Diriku-pun mulai menatap penyelidik itu dari atas sampai bawah sambil tersenyum evil. Kemudian ku pegang kecil daguku sambil memastikan jika keputusan yang ku buat ini adalah tepat.
“Eh, jangan natap gue kayak gitu donx. kalau mau nyatain cinta nanti-nanti aja. ” Kata penyelidik itu sambil menggaruk lehernya
Tak ku pedulikan kerisihannya dan juga perkataan anehnya itu.
Dengan segera ku tarik ke arah jaketnya dan kemudian menatapnya sambil menaik turunkan alisku.
“duh,, mau apa loe? Jangan bikin gue merinding kayak gini donx.” Kata Penyelidik itu
“Loe bisa bantu gue kan.” Kataku dengan wajah memelas
“Gue?” Katanya
Diriku mengangguk perlahan dan membuat penyelidik itu terlihat kaget luar biasa.
“Pleasse, Cuma loe yang paling baik ama gue. Tenang aja, semua keperluan Andi, gue yang tanggung. Loe Cuma ajak dia tinggal bareng loe. Kan loe juga tinggal sendiri dan udah termasuk tua “ Kataku
“Eitss,,, gue itu bukan tua. Umur gue aja baru 19. “ Jawabnya
“Ya, ya, ya. Yang penting sekarang loe pergi ke tetangganya Andii dan ajak Andi tinggal ama loe. Udah itu, bawa dia ke dokter buat ngilangin efek obat itu. “ Kataku sambil menepuk bahunya dengan sarung pisauku
“Ok!” Katanya yang terdengar pasrah
Lalu, ia memalingkan wajahnya sambil menggerutu sendirian.
“ Gimana bisa gue kenal ma nie orang. Udah galak, sadis, udah itu kecil-kecil menakutkan. Hhu.” Ocehnya
“Eh, apa kata loe? Nanti gue suruh anak buah gue hajar eloe. Baru tahu rasa loe. Wek.” Kataku sambil menjulurkan lidah
Penyelidik itu hanya tersenyum tegang sambil tertegun dalam keringat dingin dan kemudian memberi tanda peace.
“Udah jangan tegang gitu.” Kataku yang mulai merangkul pundaknya
“Aduh, Er. kotor nie baju gue. Eloe sih gax mau mandi.” Katanya yang panic melepaskan rangkulan tanganku
Diriku hanya tersenyum dan langsung melepaskan topi reotku. Lalu, memakaikannya di kepala penyelidik itu dan seketika itu juga, penyelidik itu terdiam sesaat.
“Pakai nie topi. Sebagai tanda kalau loe juga pernah kenal ama anak berandal kayak gue. Nanti kalau udah selesai kuliah. Jadi, hakim yang adil dan saat loe ngelupaiin gue, gue terima kok. Ok! Ingat jangan kayak gue yang gak bakal pernah punya mimpi. Hhehehe.” Kataku sambil tersenyum
Lalu diri ini melangkah pergi menghampiri perkumpulan anak jalanan dan ku tinggal pergi letak langkahku di dekat penyelidik itu.
“Gue janji ,gue bakal jadi hakim ternama dan saat waktu itu tiba, panggil gue Hakim Kevin. Ok! Nama gue, Kevin dan loe temen gue.” Katanya
Diriku tersenyum dan mengacungkan jempol kananku ke atas sebagai tanda jika ku menyetujui ucapannya.
1 tahun berlalu
Hari ini adalah hari kelulusan Andi dan diriku memberanikan diri untuk datang ke sekolah elite itu. Hanya untuk melihatnya merayakan kelulusan sekolah yang menggembirakan itu dan di tambah lagi, ia akan di umumkan sebagai peraih nilai ujian tertinggi. Ya, sebagai kakaknya, aku sangatlah bangga dan hanya membayangkan nya berdiri di atas mimbar saja, telah membuatku terkekeh penuh tawa.
Masih dengan kesibukanku mengikatkan tali sepatu yang telah hitam kumal , diriku terus becermin memperhatikan sudah baik atau tidak kah penampilanku. Ya, hari ini aku sudah bangun pagi-pagi hanya untuk mengantre mandi di kamar mandi umum yang terletak di bawah jembatan dan bagiku, ini adalah pertama kalinya, untuk diri ku mau mandi di kamar mandi umum seperti itu.
Kini, ku rasa semua sudah OK. Rambut sudah terkuncir, muka dan tubuh sudah bersih. Maka, sudah saat nya untu ku mulai melangkah menuju sekolah elite tempat adikku bersekolah.
Mentari yang menyalakan lenteranya pun menerangi langkahku dan membuat batin ini semakin bersemangat untuk melihat Andi. Ya, Bersama dengan degupan jantung yang riang, diriku terus tersenyum di sepanjang jalan. Hingga, membuat orang yang menatapku merasa jika diriku adalah individual yang  aneh. Namun, tak kuacuhkan persepsi pandangan mereka dan tetap pada harapanku bertemu Andi.
Akhirnya langkahku tiba juga di sekolah itu dan dapat ku lihat sekolah yang bertingkat itu sedang di penuhi orang-orang yang hilir mudik dalam suasana kebahagiaan. Ya, sebuah suasana pendidikan yang sudah ku tinggalkan semenjak aku berumur 8 tahun dan membuatku menjadi individual yang tidak memiliki kepintaran intelektual.
Namun, ku lupakan semua tentang masa laluku itu dan segera menatap ke sekeliling untuk mencari keberadaan Andi.
“Hei, kamu. Kenapa berdiri di situ. Cepat bawa bangku ini.” Kata Paman gendut dengan kepala botaknya
“Eh, tapi.” Kataku
Kataku terhenti saat ku lihat, jika orang yang masuk kedalam sekolah, harus terlebih dahulu memperlihat surat undangan. Hingga akhirnya, diriku pun rela mengangkat tumpukan kursi itu kedalam. Walaupun diriku bukan pekerja si paman gendut dan botak itu.
“Awas… air panas.” Kataku mencoba menepihkan orang-orang yang berkerumun di depanku
Setiap langkah, Ku mencoba melihat kedepan, namun, kursi yang ku bawa menutupi pandanganku dan akhirnya sesuai juga dengan perkiraanku, diri ini menabrak seseorang.
“Brukkk. “ Bunyi Tabrakan
Diriku pun terduduk dan kursi yang terjatuh itu pun menubruk tubuhku.
“Plakkk” Bunyi kursi terjatuh
Hingga, lengkaplah sakit yang ku rasakan dan membuatku mendendam amatir pada orang yang bertabrakan denganku.
“Eh yang bener dong kalau jalan. Udah tahu orang lagi bawa kursi.” Kataku yang mendengus kesal sambil mencoba menepikan kursi yang menimpaku
“Apa? loe itu yang jalan gak pakai mata.” Katanya
Perkataannya membuat diri ini kesal dan segera ku bangkit dari rerumputan. Lalu, ku lihat murid sekolahan dengan seragam yang rapi serta menggunakan kaca mata hitam tersebut. Seketika itu ku merasakan jika diriku pernah bertemu dengannya. Namun, entah mengapa aku tidak tahu siapa ia.
Di tengah pemikiranku yang a lot itu, murid laki-laki tersebut melangkah mendekatiku dan melepaskan kaca mata hitamnya.
Hingga Dapat ku lihat, ia putih bersih, hidung mancung dan dengan tatapan yang cool. Diriku di buat terpesona sejenak. Namun, untungnya diriku berhasil tersadar, saat ia menatapku dengan pandangan meneliti. Ya, tatapan itu tidak hana menyadarkan ku. Tapi juga merisihkan dan membuatku menyerngitkan dahi dalam kebingungan.
“Apa loe liat-liat. Gue colok ntar mata loe.” Kataku
Dia tidak menguraikan jawaban dan malah memperhatikan gelang yang melingkar di tangan kananku.
“Jangan macem-macem ya ama gue.” Bentakku sambil menarik kerah seragamnya
Namun, dia malah tersenyum dan memegang kedua tangan kananku.
“Loe cewek pencuri itu kan. Ini gue Fedrick yang kasih loe gelang itu.” Katanya
Seketika itu, diriku melepaskan kerah bajunya dan menatap tak percaya. Jika waktu akan memberiku pertemuan yang kedua dengannya.
“Eh, drick. Loe ngomong ma sapa?” Kata Andi yang tiba-tiba datang
Diriku semakin di guncang dalam kaku dan tak mampu mataku berkedip memandangi Andi dengan begini dekatnya. Ya, selama ini, diriku hanya bisa menatapnya secara sembunyi-sembunyi dalam jarak latar yang jauh.Namun, kini. Dapat ku lihat, ia gagah dan tampan dalam di selimuti pakaian yang rapi.
“Ini, Di. Pacar gue yang sering gue ceritaiin itu.” Kata Fedrick sambil merangkul pundakku
“Owh, ini pacar loe. Hi, nama gue Andi.” Kata Andi sambil menjulurkan salaman tangannya
“Apa loe gak ingat sama gue. Loe pernah beri gue sekotak coklat.” Kataku tanpa membalas salaman tangan Andi
Andi tersenyum kecil dan menarik juluran tangannya. Lalu, menatapku dengan wajah yang ramah menyapa.
“Maaf, tapi, gue gak ingat tentang itu. “ Katanya
Perkataannya membuat hati ini kecewa dan ingin rasanya menitih tangis. Namun, ku tahan segalanya dalam keterkejutan jawaban itu.
“Eh, owh ya. Loe gue bantuin bawa nie kursi ya.” Kata Fedrick
Hanya menundukkan kepala yang dapat ku lakukan dan membiarkan Fedrick mengangkat kursi-kursi yang terjatuh itu.
“Ayo masuk kedalam.” Kata Fedrick
Diriku melagkah kedalam bersama Fedrick dan juga adikku ,Andi.

Cinta Di Melodi Sang Hukum Part 1( cerpen kategori)


Peringatan sebelumnya:
Cerpen ini hanya hasil dari imajinasi dan kalaupun ada kesamaan tempat, nama, serta lain hal nya.
Mohon jangan di gubris.. wkwkwk
walaupun ad unsur sengaje seh.. wkwkwk

Enjoy reading:
Karya shelly Pratiwi Ningsih
Saat tetesan hujan bergemirincing riuh di pendengaran ini, tak tersadar dalam keadaan ujung sadar itu kudengar perdebatan yang terjadi antara kedua orangtuaku. Ya, mereka berdebat mengenai nasib diriku dengan Andy yang dimana salah satu dari kami berdua harus di buang pergi.
“Kita mesti mencari uang untuk operasi Erna.” Kata Ibuku yang terisak tangis pilu
“Iya. Aku tahu. Tapi, kita tidak punya biaya.” Jawab ayahku yang terdengar gemetar
“Jual saja Andi pada teman mu itu. “Pinta Ibuku
“Tidak . “ Tolak Ayahku yang terdengar singkat
“Kenapa tidak? Lagipula, Andi bisa mendapatkan keluarga dengan ekonomi yang tinggi dan kita bisa menyelamatkan nyawa anak kita. “ kata Ibuku yang terdengar begitu putus asa
Kemudian, hening tiada tanda suara yang bergema dan diriku di bawa ke kisah berbeda dalam lingkup lampau yang Menyakitkan. Dimana, saat itu ibu dan ayahku sudah hampir meninggal akibat kecelakaan.  Ya, sebuah kisah yang memberi tahuku Jika adik kesayanganku Andi, telah di jual oleh kedua orantuaku dan semua ialah karena untuk menyelamatkan nyawa ku.
“Andi kami jual untuk menyelamatkanmu” Kata Ayahku
Suara itu seakan membentur benakku dan menghempas batin diri ini ke layangan rasa bersalah yang amat mendalam. Ya, aku benci pada diriku sendiri yang mengorbankan keberadaan adikku. Hingga, membuatku mengingkari perkataanku kepada Andi. Ya, pengingkaran janji pada adik kesayanganku.
“Kakak, mama dan papa gak sayang aku.” Kata Andi yang baru berusia 4 tahun itu sambil cemberut
“Papa ama mama sayang kok sama kamu.” Jawabku sambil mengelus lembut jambul rambutnya
“Bener nie? Kakak sayang gax ma aku.” Tanya Andi yang wajahnya mulai memerah sambil menahan tangis
“Kakak sayang donx ama Andi.” Jawabku sambil tersenyum kecil
“Tapi, Andi sering mimpi kalau kakak bakal ngembuang Andi.” Katanya yang mulai meledak tangis
Diriku pun hanya tersenyum lembut dan memeluk dirinya sambil menepuk perlahan pundak mungilnya yang berbeda 2 tahun denganku.
“Kakak gax bakal ngembuang Andi. Lagian, itu Cuma bunga tidur. Gak perlu di pikirin. Karena, untuk selamanya, kita bakal terikat tali saudara. Ok!” Kataku
“Kakak gak bohong kan. Owh ya, hari inikan, ulang tahun kakak. Ini, Andi kasih coklat buat kakak.” Kata Andi yang mulai tertawa kekanak-kanakan
Maka, tak tersadar, diri ini mulai menitih tangis jeritan dan semakin tangisku meledak histeris, jiwaku semakin di tarik kedunia sadar dan semakin kuat pula terdengar gema teriakan batin ku.
Hingga akhirnya, Diriku pun mulai merasakan ada sinaran hangat mentari tengah menjamahi kulitku dan membuat diri ini mulai terbangun dari memorial sang mimpi.
“Andi.” Teriakku yang kemudian bangkit dari alas kardus dan menghadapkanku di depan jendela yang rapuh
Seketika itu, ku sadari jika masih sama dengan hari sebelumnya. Dimana, tiada bayang Andi di dekat diri ini dan kenyataan itu, membuatku merasakan hamparan sepi kesendirian di tengah rumah kardus yang lembab.
Namun, diriku kembali hanya bisa tertunduk sepi sambil terisak tangis sedih. Tanpa dapat berbuat apa-apa. Selain memasrahkan segala harapanku kepada garisan takdir yang maya adanya.
Lalu, Tiba-tiba saja, rumah kardusku roboh dan membentur tubuh ini. Hingga membuatku semakin kesal dengan nasib yang tercatat di hari ini dan dengan wajah amarah, diri ku menghapus air mata yang menderai. Lalu, ku ketahui. Jika sudah saatnya, untuk diriku memulai aktivitas hari ini,  yang dimana akan memulai kembali perjuangan dalam jalinan takdir hidupku.
 Maka, tangan kananku mulai sibuk meraba alas kardus yang lembap sambil mencoba mencari keberadaan topi serta jaket ku yang sudah berbau busuk. Ya, jaketku berbau , Karena sudah tidak pernah di cuci selama 4 bulan lamanya dan semua karena diriku tidak mampu membeli detergen. Oleh sebab itu pula, diriku jarang sekali mandi dan membuatku menjadi gadis kumal yang berteman manis dengan debu jalanan.
Selanjutnya, tanpa banyak definisi, diriku menendang kardus yang menutupi tubuhku dan tampaklah oleh ku sinar mentari yang memberi tanda jika sudah waktunya untuk diriku memulai kerja keseharianku. Maka, melangkahlah diri ini menuju jalanan sambil di temani sebatang korek api di sela gigitan gigiku dan dengan santainya diriku mengenakan topi reot di kepala ini. Hingga, menutupi rambutku yang dengan sekali melihat saja. Sudah tampak panjang serta kusut tak teratur.
Kini, genap 4 tahun orangtuaku meninggal dunia dan di pelataran ini, diriku pun  menginjak usia 17 tahun. Dimana, hidup hanya sebatang kara dan menjalankan keseharianku sebagai seorang preman yang selalu bergelut di dalam dunia Kriminal. Seperti merampok , mencuri, menjadi pembuli bayaran , mengikuti balapan motor liar, mengikuti tournament tinju dan pekerjaan termulia yang pernah ku lakukan hanyalah menjadi seorang pengamen. Mungkin kehidupanku saat ini sangatlah kacau , hina dan juga berantakan. Ya, ku akui segalanya yang nyata adanya. Namun, satu yang hanya dapat ku ketahui kebenarannya. Yakni, jika Semua yang ku lakukan, ialah demi mendapatkan uang untuk membayar seorang penyelidik yang ku harap dapat mempertemukanku dengan Andi, adikku.
Langkah ini semakin berpijak di tepian jalanan yang padat akan asap kendaraan. Hingga, membuat tubuhku semakin hitam akan debu dan juga membuat tubuh busukku semakin bergelut dengan polusi udara. Lalu, dari kejauhan. Tampaklah penyelidik bayaranku sudah menunggu diri ini di bawah jembatan dengan menggunakan makser , kaca hitam serta menggenggam pewangi ruangan di tangan kanannya.
Tak berselang lama, diriku sudah berada di hadapannya dan seperti biasanya, ia akan menambah jumlah masker yang ia kenakan sambil menahan mual akibat aroma busuk tubuhku.
“Kenapa loe gak pernah mandi sih? Bau tahu gax.” Kata Penyelidik itu
“Loe jangan bacot. Kan duit gue udah abis buat bayar eloe dan kalau hari ini masih gax ada kabar tentang adek gue. Maka, loe bakal gue abisin sekarang.” Kataku yang mulai menunjukkan pisau lipatku
  “Eitss, tenang-tenang. Santai donx, bro. Ini gue udah dapet alamatnya dan juga identitas lengkap yang loe mau.” Kata Penyelidik itu sambil mengarahkan sebuah dokumen
Seketika itu, hatiku seperti tersenyum haru dan dengan segera, ku raih dokumen itu sambil membalik-balikkan setiap lembaran file yang ada. Lalu, betapa bahagianya diri ini, saat melihat foto Andi yang sudah tampak dewasa dan ku elus lembut foto itu. Hingga, tanpa sadar airmataku menetes sunyi.
“Gimana? Kerja gue memuaskan donx. Tapi, satu hal yang mesti loe tahu. Orangtua Andi yang sekarang itu, ternyata keluarga yang berantakan dan sadis, man.” Kata penyelidik itu
“Apa? sadis gimana? Andi gak kenapa-napa kan?” Tanyaku khawatir
“Gue dapet info dari tetangga tuh orang, katanya Andi dari dulu sering di pukul dan pernah sampai masuk UGD. Karena, di dorong ama bokapnya dari tangga.” Jawab Penyelidik itu
“Loe yakin. Terus, sekarang dia gimana?” Tanyaku panic
“Dia mesti selalu dapat juara kelas dan harus selalu dapat nilai 100. Atau nggak, dia bakal di pukul bokapnya dan kemudian, Andi juga di jodohin ama cewek pilihan nyokapnya. Sementara, Andi gax cinta sama sekali. “ Jawab Penyelidik itu
Diriku tertegun murka menahan segala amarah serta cambukan dendam di hati ini. Sungguh tak pernah ku bayangkan, jika Andi akan mendapatkan kehidupan yang amat memilukan.
“Itu kejam namanya. Terus, Andi gimana ngadapin perjodohan itu?” Tanyaku
“ Walau gimana pun, Andi gak bisa berbuat apa-apa. Soalnya, Andi di kasih semacam obat gitu dan setelah gue teliti. Obat itu bakal ngembunuh Andi kalau dipakai dalam jangka waktu yang lama.” Jelas Penyelidik itu
Penjelasan itu menghujam pedih denyutan jantungku dan ingin rasanya segera ku bawa Andi keluar dari suratan pedih itu.
“Gue mau, loe bawa nie kasus ke pengadilan dan gue bakal ngenghubungin orang buat adopsi Andi. “  Perintahku
“Eiitts.. Gax da duit gax da jasa.” Katanya yang menyindir keberadaan Uangku
“Ok. Loe tenang aja. Nie duitnya. Ingat mesti beres dan hasil maksimal.” Kataku yang memberikannya uang
“Beres, boss. Loe emang klien gue yang paling top cer dah.” Kata penyelidik itu yang mulai melangkah pergi
Malam mulai menjemput datangnya sang dewi rembulan dan ini menhantarkan waktu untuk diri ini mengunjungi keberadaan Andi. Ya, dengan menggunakan motor yang ku curi dari polisi, diriku pun mulai melaju menahan terpaan semilir angin yang mulai mengikis sedikit demi sedikit lapisan debu di wajahku.
Hingga Akhirnya, penggelutan roda yang berporos itu menghantarkan diri ini ke pelataran rumah Andi yang tampak megah dengan di lapisi ukiran tembok yang menakjubkan. Seketika itu juga, rindu yang bergemuruh di hatiku mulai mendesakku untuk mempercepat langkah mencari keberadaan Andi. Maka, segera ku memanjat pagar dengan hati yang penuh akan harap dan kemudian tak sengaja, ku berpapasan dengan penjaga gerbang. Maka, segera diri ini memukul pundak 2 penjaga gerbang hingga mereka berdua  pingsan. Lalu, diriku melanjutkan langkahku dan kini, diriku memanjat pohon besar yang rindang bayangnya. Hingga akhirnya, diriku berhasil juga masuk kedalam lingkup ruang rumah utama melalui jendela kamar Andi.
Maka, Tampaklah oleh ku bayang hadir Andi yang mengenakan jas dengan wajah penuh senyum, tengah menatap keberadaanku yang kumal di antara lantai bersih nan wangi. Ia tampak seperti bintang di antara lentera lampu ruangan itu dan membuat batinku sangat bahagia dalam laying pertemuan ini. Dimana, dapat ku lihat, Andi yang dulunya kecil mungil. Ternyata telah menjadi sesosok remaja yang tampan parasnya.
Kini, mata kami pun saling bertautan dan suatu asa rindu di hatiku mulai bertepi sudah. Tak tersadar sebuah garis senyum haru, menjadi gambaran nyata ekspresiku dan dapat ku lihat, cerminan diriku sedang terpantulkan oleh kedua bola mata coklatnya.
“Mau coklat.” Tawarnya
Seketika itu ku terkejut dengan perkataannya dan ku sadari ada kenyataan mengganjal yang kini sedang ku baca adanya. Di tengah kebingungan itu, mataku masih tak dapat lepas akan langkah Andi yang semakin berpijak  mendekatiku dan dalam pijakan itu, ia tersenyum kekanak-kanakan sambil di temani dengan sekotak coklat di genggaman kedua tangannya itu.
“Kamu kenapa?” Tanyaku yang mulai meneteskan air mata
“Aku gak kenapa-kenapa. Orangtuaku jahat dan aku butuh teman makan coklat. Karena, ada suara yang berbisik padaku jika aku harus makan coklat bersama seseorang. Kamu mau menemani ku?” Tanyanya sambil tersenyum hangat
Seketika itu pula, ku sadari jika ia seperti seorang pria yang gila. Akan tetapi, ia memiliki rasa dan melihat kenyataan itu, hatiku mulai hancur dalam kerapuhan diri. Betapa sakitnya diriku melihat adikku menderita karena salah ku. Maafkan aku, Andi.
“Ya, aku akan menemanimu. Ayo makan coklat. Kamu kenapa pengen makan coklat?” Tanyaku yang mulai mengajaknya duduk di atas sofa
“Karena, ada seseorang yang suka makan coklat. Owh ya, kamu kenapa menangis?” Tanya nya
“Aku nggax nangis kok.” Kataku yang mencoba menyapu air mataku
Namun, tanganku di genggam olehnya dan ia menurunkan perlahan kedua tanganku. Lalu, dengan lembutnya, ia menyapu rintikan air mata di permukaan pipi diri ini. Maka,
Lapisan debu di wajahku pun menepis pergi, hingga menampakkan wajah asliku.
“Kamu cantik. Ambil coklat ini. “ Katanya yang kemudian menyerahkan kotak coklat itu padaku
Tak mampu ku tahan derai air mata yang menyentuh bola mata ini dan terasa sangat mencekik cincin tulan leherku.  Hingga, membuatku tak mampu berkata-kata dan hanya bisa memekik tangis sendirian.
“Kamu, adikku.” Kataku
Belum sempat ku dengar jawaban Andi, tiba-tiba saja terdengar bunyi pintu yang di ketuk.
“Tuan muda Andi, dipanggil tuan ke ruangannya.” Kata seseorang di luar
“Baiklah.” Jawab Andi
Andi pun menatap diriku dengan lembut dan kemudian meninggalkan sandaran tubuhnya dari sofa.
“Tidak mungkin. Aku tidak punya kakak. Sekarang sudah larut, sebaiknya kamu pulang kerumahmu. Lagipula aku harus bertemu orangtuaku dan hari ini mereka akan memberiku obat lagi. Bye” Katanya yang mulai melangkah pergi
“Tapi,” Kataku mencoba menahan keberadaannya di sana
“Sebaiknya pulang.” Kata Andi yang terdengar tegas
Diriku pun terdiam sepi menahan segala ucap kata yang sempat ingin ku lantunkan dan dengan membawa kotak coklat darinya. Diriku pun mulai melangkah pergi dari pelataran itu.
dilarang mengcopas ataupun mengeposkan cerpen ini tanpa mendapatkan izin dari pembuat blog. 

Sabtu, 04 Agustus 2012

HP ternyata jg sumber penyakit

selama ini kita memang tidak asing lagi dengan yang namanya Handphone... Malah, hampir setiap bagian masyarakat memiliki hadphone dan nah, ternyata handphone juga bisa menjadi sumber penyakit untuk kita. Mau tahu apa aja, ini dia...
* Kanker
* Tumor otak
* Alzheimer
* Parkinson
* Fatigue (terlalu capai)
* Sakit kepala
Hal di atas merupakan beberapa penyakit dan semua di karenakan adanya radiasi elektomagnetik. Namun, para intuisi menyatakan jika Radiasi Elektromagnetik dari Handphone tidak terlalu berbahaya dan walaupun begitu, bukan berarti tiada efek kan. Tapi, tenang para pembaca. Masih ada cara untuk menghindari efek dari penggunaan Handphone, Yakni:

* Menggunakan hand-free headset
* Menggunakan HP yang antennanya sejauh mungkin dari kita
* Jauhkan antenna selama pemakaian
* Kurangi menelpon menggunakan HP dalam gedung
* Mempergunakan HP di ruangan terbuka sesering mungkin
* Kurangi pemakaian untuk anak-anak
Sekian informasi dari saya, semoga bermanfaat ya.. :D
sumber lain : http://manadoallinone.blogspot.com/2011/04/penyakit-yang-timbul-karena-radiasi.html

Pengikut